Selasa, 01 Maret 2011

"Aku Hanya Punya Segini"

Ada seorang temen saya yang sebenarnya dulu kami satu desa, dan memiliki cerita masa anak-anak di tempat-tempat yang sama di desa kami. Dan sewaktu saya S1 kami memiliki aktivitas yang sama yakni di LPM (Lembaga Pers Mahasiswa) walaupun kami berasal dari universitas yang berbeda. Bahkan universitas kami berbeda pulau. Namun karena kami dihubungkan dengan organisasi perm mahasiswa se-Indonesia maka teman-teman kami berada di llingkaran yang sama.

Namun sayangnya walaupun kami dihubungkan dengan banyak kesamaan tapi Tuhan ternyata baru mempertemukan kami beberapa tahun lalu, itupun awalnya dari dunia maya. Kami baru menyadari bahwa dunia kami sebenarnya sangat dekat, cuman pertemuan fisik baru terjadi baru-baru ini, ya sekitar dua tahun lalu. Mungkin karena kesamaan dan memori serta lingkaran yang tidak berbeda akhirnya kami cepat akrab. Dia orang yang sangat terbuka dengan pengembangan masyarakat, bahkan dia sangat support dengan banyak ide-ide saya untuk mengembangkan masyarakat, terutama dengan perpustakaan komunitas ini. Sayang saya teah berjanji dengan dia untuk tidak menyebutkan nama.

Saat saya menceritakan tentang mimpi idealis saya ini, dia serta merta langsung bilang, "Aku akan jadi donatur tetapmu setiap bulan." Saya langsung girang bukan kepalang. Lalu dia menegaskan "Tapi aku hanya punya segini, jadi setiap bulannya aku hanya bisa memberi segini." Saya tahu dia bukan bos, dia masih menjadi pekerja kantoran yang gajinya tentunya tidak setinggi langit. tapi saya kagum dengan dia ketika dengan gaji segitu dia masih mau menyisihkan sedikit uangnya untuk membantu perpustakaan komunitas. selama ini dia tidak pernah telat mentransfer uangnya ke rekening BCA. Kadang kalau punya uang lebih, jumlah uang yang ditransfernya juga akan ditambahi. Dengan uangnya dari dia dan tentunya uang dari saya sendiri, saya bisa menambah koleksi perpustakaan komunitas ini setiap bulan, dan memantain perpustakaan ini.

Saya tidak pernah melihat jumlah uang dan bentuk bantuan yang diberikan, bahkan nasehat dan kritik juga sangat saya hargai. Karena bagaimanapun ketika saya memiliki banyak teman yang mensupport perpustakaan ini maka kesempatan saya untuk mengembangkan dan memperbaiki perpustakaan ini semakin terbuka lebar. Bukankah jalinan silaturrohmi akan membuka pintu rezeki?

Terimakasih untuk semua supportnya