Rabu, 16 November 2011

The Magic of Jejaring Sosial

Judulnya tidak karoan antara Indonesia dan English, namun semoga isinya tidak semerawut seperti judulnya heheeh.

Sejak tahun 2009 saya bersama keluarga mulai membangun perpustakaan komunitas. Perpustakaan yang awalnya di khususkan untuk anak-anak kini semakin berkembang. Pengunjungnya mulai anak usia TK hingga ibu-ibu rumah tangga. Rasa syukur yang tak terhingga dengan perkembangan Community Library (Com Lib) ini, walaupun seadanya.

Awal membuat com lib ini saya sudah langsung membuatkan blogspot ini, sebagai media untuk fundraising dan juga untuk mendapatkan support materi-materi untuk perpustakaan. Dengan dibantu volunter saya berusaha untuk menyisihkan waktu menulis di blog ini. Saya juga membuat group di Facebook, dan mengundang teman-teman yang menurut pandangan saya memiliki keperdulian pada dunia baca.

Dari jejaring sosial tersebut saya mendapat manfaat untuk mengembangkan com lib. Beberapa waktu lalu, ada member com lib yang request Kitab Tafsir Al-Misbah karya Quraish Shihab. Harga untuk edisi yang -abal2- saat itu 600rb untuk 15 jilid. Sempat sharing tentang request ini kepada teman-teman yang tergabung dalam group com lib di FB. ternyata sangat bagus responnya. Beberapa teman menyumbangkan uang untuk membeli kitab ini. Alhamdulillah tidak dalam waktu yang lama kitab tersebut sudah menjadi bagian dari koleksi Com lib.

Beberapa waktu lalu saya kembali bercerita mengenai com lib di timeline twitter. Kurang dari empat jam, banyak sekali respon yang masuk. Bahkan beberapa respon langsung menawarkan untuk membantu menyumbang buku-buku ke com lib. Ada dari Rumah Kenari yang memberikan sumbangan buku-buku untuk anak-anak. Dan beberapa hari lalu ada yang mengirimkan novel-novel ke kantor saya. Pengirimnya Okti, seseorang yang belum pernah saya temui langsung, kami hanya beberapa kali saling mention saja di Twitter.

Inilah kekuatan jejaring sosial. Dan tentu saya akan terus eksis di jejaring sosial, bukan hanya untuk eksistensi saya secara pribadi tapi juga agar semakin banyak orang yang mengenal Community Library, sehingga nantinya mimpi untuk membuat com lib di beberapa tempat bisa tercapai. semoga, Amin.

Yuk ngetwit dan ngefb :)

Selasa, 08 November 2011

Rumah Kenari



Sangat terhormat menuliskan tentang dua generasi muda Indonesia yang luar biasa ini untuk rubrik Community Library.

Berawal dari Twitter. Saya adalah salah satu orang yang menyukai jejaring sosial, terutama Facebook. Saya telah menjadi facebooker sejak tahun 2007, saat itu belum terlalu banyak orang Indonesia yang menjadi facebooker. Twitter sebenarnya sudah saya kenal sejak tahun 2009, namun saya tidak bukan aktif tweep. Baru beberapa bulan ini saya kadang-kadang buka twitter. Dua bulanan lalu saya baru mengaktifkan twitter saya di handphone.

Sekitar seminggu lalu saya iseng menulis twitter dengan mention Pak Anies Baswedan, beliau adalah salah satu tokoh yang saya kagume. Salah satu terobosan terbaru dari beliau adalah "Pengajar Muda,' yakni mengirimkan generasi muda untuk mengajar SD di pelosok negeri. Dalam timeline tersebut saya menuliskan tentang Community Library saya di Banyuwangi.

Dua kali postingan di twitter tersebut ternyata mendapat banyak respon. Ada @rumah_kenari, @ayuwindiya, @dnurrahmawati, @RizalArryadi, @aghla, dan @CatatanBunda memberikan respon baik. Kebanyakan mereka menawarkan untuk membantu Community Library dengan mendonasikan buku.

Setelah proses DM di Twitter, lalu saling tukar nomor telfon dan kemudian janjian, akhirnya tadi 8 November 2011 saya bertemu dengan yangbahurekso 'Rumah Kenari', kami janjian di Plaza Semanggi. Yang ada dalam bayang saya saat itu pengelola RK adalah bapak-bapak atau eksekutif muda. Ternyata saat bertemu langsung bayangan saya langsung rontok.

Reza Pahlevi dan Ayu datang menemui saya. Umur mereka baru sekitar di middle dua puluhan. Gayanya masih khas ABG. Namun ketika mengobrol dengan mereka lebih jauh, kesan pemikiran ABG dari mereka berdua hilang, tergantikan dengan semangat generasi muda.

Reza dari Solo dan Ayu dari Sunda. Mereka berdua bekerja di kantor yang sama. Berawal dari keinginan untuk berbuat sesuatu kepada masyarakat mereka menginisiasi RK ini. "Dulu sih kami berpikir untuk bisa membuat perpustakaan sendiri, atau mengajar di masyarakat, tapi semua terbentur dengan jadwal kerja mbak," kata Reza. Dari kondisi waktu yang terbatas inilah mereka berpikir untuk mewujudkan keinginan berbagi dengan masyarakat melalui donasi buku kepada perpustakaan-perpustakaan di daerah.

Saat saya tanya dari mana mereka mendapatkan dana? mereka berdua langsung tertawa, "Ya kami ambil dari gaji kami yang tidak seberapa ini, plus -memalak- teman2 kantor hehe, lebih banyaknya sih dari gaji mbak." Aku tertegun dan terkesima. Ini luar biasa sekali. Mereka orang muda, tinggal di Jakarta, namun tidak terbawa hedonisme metropolitan, malahan mereka memiliki orientasi ke depan yang sangat maju.

Ayu bercerita kalau seringkali teman-teman kantornya membantu mereka, "Ada yang ngasih uang mbak, ada yang bantu hunting buku, dan mereka juga senang bantu kami untuk sortir buku-buku." Reza dan Ayu sangat menghargai bantuan dari teman-temannya walaupun kecil. "Mereka tidak bantu uang tidak masalah mbak. Dari kemauan mereka untuk support kita belanja, dan sortir buku saja sudah menunjukkan keperdulian mereka," jelas Reza.

"Jadi RK ini personilnya siapa saja," saya bertanya dengan penasaran. Reza dan Ayu saling pandang, "Ya cuman kami berdua" jawab mereka serempak sambil tertawa terbahak. DUA JEMPOL DEH.

Melihat Reza dan Ayu menjadikan saya kembali optimis menatap Indonesia ke depan. Ternyata masih banyak generasi muda yang memiliki orientasi kemasyarakatan dan mau berbagi. Andaikan lebih banyak lagi Ayu dan Reza, tentu pendidikan Indonesia semakin maju. Proud of you both.

Dari RK, Community Library mendapatkan banyak buku-buku anak, mulai ensiklopedia, seri ceria pahlawan Indonesia, buku-buku gambar, dan ada juga buku seri tentang Asia dan Australia. Pasti anak-anak pembaca buku community Library akan sangat senang dengan koleksi baru.